Khutbah ini diringkas dari sambutan Almukarom Kyai Moch. Muchtar Mu’thi
dalam pembukaan seminar Cinta Tanah Air, Bandung – Jawa Barat
Dalam rangka ikut mensyukuri nikmat kemerdekaan bangsa Indonesia, pembahasan kami bertolak dari firman Alloh dalam Qs. Dhuha ; Fa amma bini’mati robbika fahaddits (Dan kepada nikmat Tuhanmu maka nyatakanlah). Dalam ayat singkat itu ada tiga kalimat ; Nikmat, Robbika, dan kalimat perintah nyatakanlah (fahaddits). Kalimat “nikmat” wujudnya karunia Alloh yang diberikan kepada manusia. Kalimat robbika menunjukkan sumbernya nikmat yaitu Alloh. Kalimat fahaddits menunjukkan perintah menyatakan nikmat, dan menyatakan sumbernya nikmat.
Nikmat yang diterima bangsa Indonesia itu berupa, kemerdekaan dan kedaulatan Tanah Air Indonesia yang terdiri dari 17.000 pulau dan lebih dari 360 suku. Ini adalah nikmat yang harus dinyatakan (fahaddits). Pernya-taan itu sebagaimana bunyi teks pro-klamasi yang ditujukan kepada seluruh bangsa Indonesia dan seluruh dunia oleh perwakilan bangsa Indonesia (Soekarno-Hatta), berbunyi
“PROKLAMASI”
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diseleng-garakan dengan cara seksama dan da-lam tempo yang sesingkat-singkatnya.
17 Agustus /8/ 1945
Jakarta, atas nama Bangsa Indonesia : SUKARNO – HATTA.
Pernyataaan nikmat itu antara lain ;
- Tentang nikmat kemerdekaan Bangsa Indonesia. “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Idonesia”
- Tentang pernyataan janji :
- Nikmat kemerdekaan itu dalam waktu yang sesingkat-singkatnya akan dipergunakan untuk mendi-rikan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI). Jadi pada tanggal 17 Agustus itu kemerdekaan Bangsa Indonesia, bukan kemerdekaan Negara Republik Indonesia.
- Tentang pernyataan tanggal 17 bulan 8 tahun 1945.
- Pada suatu saat, Sukarno ditanya oleh Sukarni. Mengapa tidak dipro-klamirkan pada malam ini saja yaitu tanggal 15 atau tanggl 16 ? Mengapa justru dipilih tanggal 17 Bung Karno menjawab “Saya tidak bisa mene-rangkan menurut pikiran saya, mengapa tanggal 17 kami pilih, tetapi di dalam keyakinan saya tanggal 17 itu ada penuh harapan. Berdasarkan keyakinan saya ada lima alasan ;
- Sekarang ini bulan Romadlon, bulan suci.
- Sekarang ini ummat Islam seluruh dunia dan Indonesia sedang melak-sanakan puasa Romadlon.
- Aloh Ta’ala memilih turunnya Al-qur’an di bulan Romadlon tanggal 17.
- Kita umat Islam sehari semalam diwajibkan sholat 17 Roka’at.
- Nanti tanggal 17 Agustus itu hari Jum’at Legi.
- Pernyataan nama tempat : Jakarta
- Pernyataan atas nama Bangsa Indonesia SUKARNO-HATTA
Inilah pernyataan yang dalam Al Qur’an fahaddits tentang nikmat kemerdekaan bangsa indonesia.
Pernyataan kedua mengenai Sum-bernya Nikmat (Alloh), yang diabadi-kan dalam pembukaan UUD ‘45 alinea ke III. Berbunyi ; “Atas Berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa. Dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berke-hidupan kebangsasan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerde-kaannya .
Jadi kemerdekaan Indonesia yang dinyatakan oleh dua orang prokla-mator tanggal 17 Agustus itu bukan atas kemampuan bangsa Indonesia tetapi karena pertolongan Alloh. Pada waktu itu bangsa Indonesia dalam keadaan lemah, bersenjata bambu runcing. Tidak mungkin bisa menghadapi kekuatan dua raksasa Jepang dan sekutu. Disitulah para pendahulu kita termasuk para ulama’ sadar, bahwa sumber nikmat itu dari Atas Berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa.
Nikmat kemerdekaan itu terjadi pada bulan ke- 9 (bulan Romadlon), tanggal 9. Pada waktu itu umat Islam melaksanakan puasa Romadlon mendapat 9 hari. Jadi 9+9+9 = 27. Di dalam Alqur’an kata-kata Al Qodar hanya ada 3 kali yaitu didalam QS. Qodar, tersusun dari 9 huruf. Jadi 9 x 3 = 27. Begitu pula surat Qodar itu isinya 30 kalimat, kalimat yang ke 27 bunyinya : “hiya”. Hiya adalah “dia” Lailatul Qodar. Dalam hadits shoheh, lalilatul Qodar, nilainya semalam itu lebih baik dari pada seribu bulan terjadi pada tanggal 27 Romadlon. Maka bagi bangsa Indonesia, datangnya nikmat kemerdekaan itu lebih baik daripada 350 tahun lebih. Bukankah itu seperti lailatul Qodarnya bangsa Indonesia. Harinya Jum’at, dan menurut sabda Rosululloh bahwa keutamaan hari Jum’at di bulan Romadlon seperti keutamaannya bulan Romadlon mele-bihi seluruh bulan.
*****
“Dan bersyukurlah kamu pada Alloh, negara jadi thoyyibah dan Tuhan Maha Pengampun.” Satu-satunya jalan menuju negara thoyyibah harus memakai sistem syukur. Dan sistem syukur itu sudah diterapkan di UUD 45 dan Batang tubuh UUD ‘45.
Hakekat syukur menurut Imam Ghozali tersusun dari tiga unsur 1. Ilmin 2. Haalin. 3. Amalin. (lihat kitab Ihyaa Ulumuddin bab hadits syukur).
Makanya dalam kalimat syukur itu ada tiga titik (huruf Syien). Tiga titik itu mengandung maksud tiga hal mengeta-hui wujudnya nikmat, gembira karena mengetahui wujudnya nikmat itu dan amal yang meliputi perkataan, perbu-atan dan hati. Manunggalnya tiga titik itulah hakikatnya syukur.
Selanjutnya, dalam teks pro-klamasi tanggal 17 Agustus itu ada pernyataan janji mendirikan negara dan melaku-kan perpindahan kekua-saan dari Jepang kepada kekuasaan pemerin-tahan kita dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Kapan ? Pada tanggal 18 Agustus 1945 / 10 Roma-dlon. Kurang dari 15 menit negara berdiri, karena sudah sepakat, orang Hindu, Budha, Katolik Protestan semuanya sepakat mendirikan negara Republik Indonesia di atas dasar “kalimat titik temu” “Yang Maha Esa”, tauhid. Jadi bunyinya “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.” Yang memasukkan tiga kalimat itu 5 orang :
1. Drs Moch. Hatta
2. Kyai Haji Wahid Hasyim (tokoh NU)
3. Ki Hadi Kusumo (tokoh Muham-madiyyah)
4. Mr Hasan dari Aceh
5.Kasman Singodimejo
******
Pada waktu sumpah pemuda di situ muncul lagu kebangsaan Indo-nesia. Menyanyikan lagu kebangsaan Indone-sia Raya diperintahkan berdiri. Apa maknanya ? Berdiri itu makna tersurat, tapi apa yang tersurut di belakang berdiri? Semuanya itu ada diterangkan di dalam Al qur’an, surat Al Kahfi. Dan di dalam hadits ” Berdiriah kamu kepada pemimpin2-mu!” pemimpin yang membawa kamu ke arah kebai-kan, kearah keadilan, kearah kuju-juran.
Jadi kita menghormati isinya yang tersimpan dalam lagu kebangsaan Indonesia itu. Sanggup membela Ibu pertiwi, “Indonesia tanah air ku tanah tumpah darahku, disanalah aku berdiri jadi pandu ibuku”
Mengapa kok tidak di sana tidak disini ? Pemuda-pemuda jaman dahulu itu dari beberapa macam agama, berbagai macam suku pergi ke luar negeri belajar ke Eropa. Nun jauh disana pemuda-pemuda Indonesia itu membentuk organisasi untuk membela Ibu pertiwi, tidak sempat tergiur oleh keadaan di Eropa. Walaupun sudah memiliki ilmu kembali lagi ke Indo-nesia ini merapatkan barisan meng-adakan SUMPAH PEMUDA. Yang belajar ke luar negeri itu pandai bahasa Inggris, pandai bahasa Belanda, pandai bahasa Jerman, yang belajar di Mesir, pandai bahasa Arab. Tetapi setelah pulang ke Indonesia tetap menjunjung bahasa Negaranya sendiri, bahasa Indonesia. Tidak akan terpengaruh oleh bahasa Arab, atau Bahasa Inggris. Silahkan belajar Bahasa Arab, bahasa Inggris, itu pelengkap saja. Tapi jangan lupa bahasanya sendiri. Apalagi bahasa Indonesia sudah masuk dalam batang tubuh UUD 45. bahasa itu sebagian ayat Alloh, surat Nuh. Boleh kita pandai bahasa Inggris, boleh kita pandai bahasa Arab, boleh kita pandai bahasa Mandarin. Tapi Bahasa Indonesia yang menjadi identittas Indonesia ini jangan sampai dilupakan.*
Sunber : http://www.alkautsar-dhibra.com/index.php?pilih=hal&id=12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar