Pages

Senin, 15 November 2010

pocong keliling


part1
part2




PASSWORD For Open Mediafire Link : thehack3r.com

istri bo'ongan


part1
part2
part3



PASSWORD For Open Mediafire Link : thehack3r.com

not for sale


part1
part2
part3
part4


PASSWORD For Open Mediafire Link : thehack3r.com

gara-gara high heels


part1
part2
part3
part4


PASSWORD For Open Mediafire Link : thehack3r.com

Senin, 06 September 2010

menculik miyabi


part1
part2

bebek belur


part1
part2

alangkah lucunya


part1
part2
part3
part4



PASSWORD For Open Mediafire Link : thehack3r.com

the sexy city


part1
part2
part3



PASSWORD For Open Mediafire Link : thehack3r.com

Selasa, 29 Juni 2010

Jumat, 14 Mei 2010

power metal

1.POWER METAL - Topeng topeng Murka (2002)
2.power metal-peace love and war (1999)

Power Metal - 1. Penguasa.mp3 Download
Power Metal - 2. I'll Be There For You.mp3 Download
Power Metal - 3. Perjalanan.mp3 Download
Power Metal - 4. Belenggu.mp3 Download
Power Metal - 5. Shades Of Night.mp3 Download
Power Metal - 6. Dunia Fana.mp3 Download
Power Metal - 7. Mangkari.mp3 Download
Power Metal - 8. Melayang.mp3 Download
Power Metal - 9. Planet Mars.mp3 Download

3.power metal - power demons (1993)

Power Metal - 1. Timur Tragedi.mp3 Download
Power Metal - 2. Bidadari.mp3 Download
Power Metal - 3. Bara Dadaku.mp3 Download
Power Metal - 4. Raja Dusta.mp3 Download
Power Metal - 5. Balada Orang - Orang Terbuang.mp3 Download
Power Metal - 6. Bising.mp3 Download
Power Metal - 7. Bunga Sesat.mp3 Download
Power Metal - 8. Kisah Biru.mp3 Download
Power Metal - 9. Problema.mp3 Download
Power Metal - 10. Power Demon [Instrumen].mp3 Download

4.power metal - serigala (1995)

01 Power Metal - Serigala.mp3 download
02 Power Metal - Selamat Malam.mp3 download
03 Power Metal - Kau.mp3 download
04 Power Metal - Kawan.mp3 download
05 Power Metal - Sekalimat doa.mp3 download
06 Power Metal - Duniaku.mp3 download
07 Power Metal - Roda Kehidupan.mp3 download
08 Power Metal - Pesta Jejaka.mp3 download

5.power metal - pesta dansa (1996)

Power Metal - Pesta Dansa download
Power Metal - Ijinkanlah download
Power Metal - Hukum Rimba download
Power Metal - Ku Ingin Bersamamu download
Power Metal - Raja Jalanan download
Power Metal - Sadari download
Power Metal - Triping download
Power Metal - AnugrahMu download
Power Metal - Gersang download
Power Metal - Lady download

6.powe metal - power one (1992)

Power metal - persia.mp3.mp3 download
Power metal - mas & miss 'merozoth'.mp3 download
Power metal - bunga bunga jalanan.mp3 download
Power metal - power one (instrumental).mp3 download

BARONG - Tak Ada Lawan

01 Tak Ada Lawan.mp3 Download
02 Kebencian.mp3 Download
03 Lelah.mp3 Download
04 Sesal.mp3 Download
05 Qipit.mp3 Download
06 Iblis Betina.mp3 Download
07 Di Penghujung Jalan.mp3 Download
08 Terjebak.mp3 Download
09 Reinkarnasi.mp3 Download
10 Tak Sowek Cangkemmu.mp3 Download

Kamis, 13 Mei 2010

voodoo - W.O.B

VOODOO - 01. Salam untuk Dia.mp3 download
VOODOO - 02. Ah... Sudah-lah.mp3 download
VOODOO - 03. Dad Girl.mp3 donwload
VOODOO - 04. Hasrat Jiwa.mp3 donwload
VOODOO - 05. W.O.B.mp3 download
VOODOO - 06. Love.mp3 download
VOODOO - 07. Tsunami.mp3 download
VOODOO - 08.Abal-abal.mp3 download
VOODOO - 09. Tangan Setan.mp3 download
VOODOO - 10. Tuan Tanah.mp3 download
VOODOO - 11. Indriyana.mp3 download

VOODOO - 1994 (1994)

1. Voodoo.mp3 Download
2. jari-Jari Rock.mp3 Download
3. Katakan.mp3 Download
4. Gurita.mp3 Download
5. Dawai Nurani.mp3 Download
6. Plonco.mp3 Download
7. Sad ‘n Sweet.mp3 Download
8. Pelangi.mp3 Download
9. Pesta.mp3 Download
10. Tepikan.mp3 Download

VOODOO - O.Y.E.A (1999)

Bunga & Kumbang.mp3 Download
Hitam & Putih.mp3 Download
Resah(mu).mp3 Download
Hanya Kita.mp3 Download
Jerit.mp3 Download
Lagu Rindu “Untukmu”.mp3 Download
Wajah-wajah Topeng.mp3 Download
Tirai.mp3 Download
Transparan (Angin Surga).mp3 Download
Rock Against Drugs.mp3 Download
Prahara .mp3 Download

Andromedha

Andromedha - Konser Rock.mp3 download
Andromedha - Suara Kami.mp3 download
Andromedha - Ilusi Cinta.mp3 download
Andromedha - Goyang Rock'Roll.mp3 download
Andromedha - Bait-Bait Usank.mp3 download
Andromedha - Hai Kau Gadis.mp3 download
Andromedha - Setan Jalanan.mp3 download
Andromedha - Bencana.mp3 download
Andromedha - Cermin Kehidupan.mp3 download
Andromedha - Gapai Cita.mp3 download
Andromedha - Doa Yang Terlupa.mp3 download
Andromedha - Lamunan.mp3 download
Andromedha - Liar.mp3 download

Rabu, 21 April 2010

Kegundahan Hati

Salam....salammm...salam.....salamun hiya hatta mat lail fajr.

Ketika diri ini diperjalankan-Nya....
Maka ....dimanakah kekuasaan manusia ????

Ketika manusia berjalan sendiri...
Maka....dimanakah Engkau ???

Ketika manusia merasa berjalan sendiri dan bersama-Mu...
Maka....dimanakah CINTA ????

Maqom bukan hasil perolehan....
Maqom adalah pemberianNya.......

Ketika Aku berkata "LAA ILAA HA ILLALLOH",
Maka ....dimanakah....DIA ????

Ketika Aku berkata "LAA ILAA HA ILLA HUWA"
Maka.....dimanakah....ENGKAU ????

Ketika Aku berkata " LAA ILAA HA ILLA ANTA"
Maka....dimanakah....AKU ???

Ketika Aku berkata " LAA ILAA HA ILLA ANA"
Maka....semakin bingunglah aku....

Aku tidak mengenal ALLOH...
Aku tidak mengenal DIA....
Aku tidak mengenal ENGKAU...
Aku tidak mengenal AKU sendiri...

Maka...Jadilah Aku si orang bingung.

Realita

REALITA

Bagaimana ..........
jika kenyataan yang ada tidak sesuai dengan keinginan kita ???

Bagaimana jika yang terjadi tidak sesuai dengan harapan kita ???

Ketika tapak-tapak kaki semakin jauh melangkah,
Ketika pandangan semakin meluas,
Ketika pendengaran semakin tak terbatas,

mengapakah mesti ada cakrawala ?
mengapakah mesti ada senja ?
mengapakah mesti ada ujung dunia ?

Nuh bergumam dalam diam melihat istri dan anaknya tenggelam ditelan
ombak
lautan...
Yusuf merenung dalam diam melihat saudara-saudaranya berlaku
culas.........,
Isa tertunduk dalam diam melihat sang murid berkhianat.........,

Perjalanan tetap dan terus berjalan,
dakwah terus berlanjut dan berjuang,
bendera Fatimah binti Maimun Dewi Ratna Swari Hibatuloh sudah
dikibarkan,
diujung dek kapal besar menuju samudra Indonesia,
Berdasar kain hijau dan warna kuning keemasan,
terbaca tulisan dalam langgam kaligrafi,
Nasrulloh, Nasrulloh, ..............Nasruminalloh.

Bagaimana seandainya Nuh berhenti berdakwah sebab anak dan istrinya
tidak
mau taat kepadanya ?
Bagaimana seandainya Yusuf berhenti berjuang sebab dicurangi
saudara-saudaranya ?
Bagaiana seandainya Isa berhenti menebar kasih sebab Yudas yang
berkhianat ?

Bagaimana seandainya Muhammad istirahat berjihad sebab dilemparnya batu
di
kota Thoif ?

Lalu,
bagaimana seandainya kenyataan berbeda dengan kemauan ?

hu...hu...hu...hu...hu...hu...hu...
huttaqi

Sejumput Kesadaran

SEJUMPUT KESADARAN

Malam yang semakin gulita....
sunyi sepi membahana.......
Langit bertabur bintang....
dengan sedikit mendung yang mengawang...........

tampak dari kejauhan,
seseorang berjalan terseok-seok sambil membawa beban

Semakin dekat-semakin dekat, jelaslah sudah...
seorang yang sudah lewat tengah baya, dengan sorban diatas kepalanya,
rambutnya sudah memutih semua dan sebagian rontok bersamaan dengan
berjalannya dia, kerut merut lipatan kulit di dahinya yang sudah banyak,
pandangan matanya menampakkan beban beratnya kehidupan, kulit dibawah
kelopak matanya membentuk tiga jalur lipatan.
Pipinya cekung dengan tulang pipi yang menonjol, Alis matanya yang
membentuk golok melintang dipadukan dengan dua daun telinganya yang agak
lebar.
Perawakannya kurus kering, tanpa berpakaian, sehingga tampak seolah
hanya tulang yang dibungkus kulit saja. Tulang iganya di kanan kiri
terlihat jelas dari luar, dengan memakai celana hitam yang lusuh
potongan sedengkul, si orang tua itu mengangkat sebuah karung goni besar
di atas punggungnya.

Dengan terseok-seok dia melangkahkan kakinya di kegelapan malam.

Dikejauhan tiba-tiba terdengar ringkikan kuda memecah keheningan malam
"...hhhiiiiiiiiiiiikkkkkkkkkkkk...........hiiirrrrr !!

Seorang penunggang kuda tampak dikejauhan, memacu, menghentak dan kadang
melecut perut kudanya. Tambah lama, semakin dekat jaraknya dengan si
bapak tua.

"MINGGIIRRRRR........!"...teriak si penunggang kuda, tetap tidak
mengurangi kecepatan berkudanya.

Si tua yang memanggul beban berat dipunggungnya, seolah tidak
mendengarkan atau memang tidak mendengar teriakan penunggang kuda itu.

Semakin dekat..jarak semakin dekat...dan semakin dekat.....dan...
"BRAASSSSSSSS>>>>>BRRRUUAKKKA<<<>>>>>>>>:".

Tabrakan tak dapat dielakkan lagi,
Karung goni di atas punggung si orang tua terlempar beberapa meter,
dia sendiri tersungkur, diujung mulutnya meneteskan darah, dipeganginya
dengkul kakinya yang juga lecet-lecet sedikit berdarah.
Tidak ada suara mengaduh, hanya tangannya yang terus mengurut-urut
kakinya yang sepertinya kesakitan.

Si penunggang kuda yang tidak terjatuh melompat dari kudanya turun dan
mendekati si orang tua itu.
Bukannya minta maaf, malah berteriak marah dan mengayunkan kedua
kepalannya pada wajah si orang tua,
"Kamu itu sudah tahu aku bilang minggir kok ndak mau minggir..dasar tua
bangka bangkotan...!!".."Duess..duess..", beberapa pukulannya mendarat
di wajah dan perut si tua.
Darah keluar semakin deras dari mulutnya.
Tak terdengar rintihan atau keluhan.

Sinar bulan yang mulai tampak bercahaya,
sekilas cahayanya mengenai pakaian si penunggang kuda.
Tampak sosok yang kekar terlatih dengan helm di atas kepalanya dan
seragam seorang prajurit perang. Di atas bahunya ada tanda...beberapa
tanda yang menunjukkan dia adalah seorang panglima.

Masih terdenagr beberapa kali gerutuan si penunggang kuda, dia melompat
kembali naik kekudanya dan menghentakkan kudanya bergerak cepat menuju
istana kerajaan.

Beberapa waktu kemudian,
Setelah sampai di depan pintu kerajaan, dia melompat turun dari kudanya.
Kudanya ditambatkan ditempat biasanya ia meletakkan kuda.
Dan dengan langkah tegap, ia berjalan menuju pintu gerbang ruang
kerajaan.

Di kanan kiri pintu, ada dua pengawal kerajaan yang berdiri tegak, siap
dengan tombaknya, menanyakan keperluan dari sang panglima, kemudian sang
panglima disuruh menunggu sejenak diluar. Salah seorang dari penjaga
pintu masuk untuk melaporkan kedatangan sang panglima pada rajanya.

Agak lama kemudian, kira-kira sepenanakan nasi, sang raja keluar dan
duduk disinggasana, sementara si panglima baru saja dipersilahkan untuk
masuk oleh penjaga pintu gerbang.
Sang raja manggut-manggut di atas singgasananya mendengarkan laporan
sang panglima, sementara sang panglima dengan takzim duduk dibawah
menyampaikan laporannya sepatah demi sepatah kata.

Tiba-tiba keasyikan mereka terganggu dengan terbukanya pintu gerbang
ruangan kerajaan itu.
Angin berhembus kencang mengiringi masuknya sosok tua yang sudah kita
kenal tadi. pak tua yang membawa karung goni dipunggungnya.
Melihat pak tua yang berdiri dimuka pintu, mendadak sontak sang raja
tersenyum dan dengan tergopoh-gopoh setengah berlari menghampiri si tua
dengan penuh sikap hormat dan tunduk.
Pucatlah wajah si panglima melihat kejadian itu.
tubuhnya bergetar hebat, lemas seolah seluruh tulangnya meleleh melihat
pemandangan itu.
Orang tua yang tadi disuruhnya minggir, yang tidak mau minggir akhirnya
ditabraknya.
Orang tua yang membuatnya marah karena tidak mau minggir, bukannya dia
minta maaf, malahan si orang tua dipukuli sampai darah menetes, sampai
darah mengucur deras.
Kini ada dihadapannya, dan sebuah keheranan memenuhi benaknya.
Dirinya seorang panglima saja untuk menemui sang raja butuh waktu
menunggu, disuruh menunggu cukup lama. Sedangkan si orang tua itu
kelihatannya tidak dihalangi sama sekali oleh penjaga pintu, dan sang
raja sendiri menyambut dengan tersenyum dan dengan menghormat takzim
pada si orang tua.
Siapakah si orang tua yang sangat dihormati oleh raja ini ?
Siapakah ?
Siapakah orang tua yang telah menjatuhkan seluruh keberanianku sebagai
seorang panglima ini ?
siapakah ?
Siapakah orang tua yang telah membuat aku malu dengan kesabarannya dan
dengan kepasrahannya ini ?
Siapakah ?
Sekiranya dapat si panglima menyembunyikan wajah dan dirinya dari
hadapan si tua, tentulah akan dilakukannya.

Jantung si panglima serasa mau copot, dan darah seolah berhenti
mengalir, mata membelalak, manakala sang Raja bukan saja menghormat,
melainkan mendudukkan si orang tua disinggasananya sementara sang raja
memilih duduk dikursi sebelahnya. Sementara ia sendiri, seorang panglima
kerajaan, hanya duduk di atas karpet, dibawah singgasana.
Si orang tua itu menolak untuk duduk disinggasana, ia memilih duduk
disebelah singgasana raja.
Seolah tak pernah terjadi suatu apa dengan si panglima, si orang tua itu
tersenyum ramah dengan penuh ketulusan padanya.

Suara sang raja memecah keheningan,
"Panglimaku, belum kenalkah engkau dengan beliau ? guruku ? penasehat
kerajaan ? Sulthon auliya` Ibrahim bin Adham ?".

...........

............

Jangka Jayabaya


Jangka Jayabaya

RAMALAN JAYABAYA
JAYABAYA PREDICTION

Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran.
One day there will be a cart without a horse.

Tanah Jawa kalungan wesi.
The island of Java will be circled by an iron necklace.Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang.
There will be a boat flying in the sky.

Kali ilang kedhunge.
The river will loose its current.

Pasar ilang kumandhang.
There will be markets without crowds.

Iku tanda yen tekane jaman Jayabaya wis cedhak.
These are the signs that the Jayabaya era is coming.

Bumi saya suwe saya mengkeret.
The earth will shrink.

Sekilan bumi dipajeki.
Every inch of land will be taxed.

Jaran doyan mangan sambel.
Horses will devour chili sauce.

Wong wadon nganggo pakaian lanang.
Women will dress in men’s clothes.

Iku tandane yen wong bakal nemoni wolak-waliking jaman.
These are the signs that the people and their civilization have been turned upside down.

Akeh janji ora ditetepi.
Many promises unkept.

Akeh wong wani mlanggar sumpahe dhewe.
Many break their oath.

Manungsa pada seneng nyalah.
People will tend to blame on each other

Ora ngindahake hukum Allah.
They will ignore God’s law.

Barang jahat diangkat-angkat.
Evil things will be lifted up.

Barang suci dibenci.
Holy things will be despised.

Akeh manungsa mung ngutamake duwit.
Many people will become fixated on money.

Lali kamanungsan.
Ignoring humanity.

Lali kabecikan.
Forgetting kindness.

Lali sanak lali kadang.
Abandoning their families.

Akeh Bapa lali anak.
Fathers will abandon their children.

Akeh anak wani nglawan ibu.
Children will be disrespectful to their mothers.

Nantang bapa.
And battle against their fathers.

Sedulur pada cidra.
Siblings will collide violently.

Kulawarga pada curiga.
Family members will become suspicious of each other.

Kanca dadi mungsuh.
Friends become enemies.

Akeh manungsa lali asale.
People will forget their roots.

Ukuman Ratu ora adil.
The queen’s judgements will be unjust.

Akeh pangkat sing jahat lan ganjil.
There will be many peculiar and evil leaders.
Akeh kelakuan sing ganjil.
Many will behave strangely.

Wong apik-apik pada kepencil.
Good people will be isolated.

Akeh wong nyambut gawe apik-apik pada krasa isin.
Many people will be too embarrassed to do the right things.

Luwih utama ngapusi.
Choosing falsehood instead.

Wegah nyambut gawe.
Many will be lazy to work.

Kepingin urip mewah.
Seduced by luxury.

Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka.
They will take the easy path of crime and deceit.

Wong bener thenger-thenger.
The honest will be confused.

Wong salah bungah.
The dishonest will be joyful.

Wong apik ditampik-tampik.
The good will be rejected.

Wong jahat munggah pangkat.
The evil ones will rise to the top.

Wong agung kesinggung.
Noble people will be wounded by unjust criticism.

Wong ala kepuja.
Evil doers will be worshipped.

Wong wadon ilang kawirangane.
Women will become shameless.

Wong lanang ilang kaprawirane.
Men will loose their courage.

Akeh wong lanang ora duwe bojo.
Men will choose not to get married.

Akeh wong wadon ora setya marang bojone.
Women will be unfaithful to their husbands.

Akeh ibu pada ngedol anake.
Mothers will sell their babies.

Akeh wong wadon ngedol awake.
Women will engage in prostitution.

Akeh wong ijol bebojo.
Couples will trade partners.

Wong wadon nunggang jaran.
Women will ride horses.

Wong lanang linggih plangki.
Men will be carried in a stretcher.

Randa seuang loro.
A divorcee will be valued at 17 cents.

Prawan seaga lima.
A virgin will be valued at 10 cents.

Duda pincang laku sembilan uang.
A crippled men will be valued at 75 cents.

Akeh wong ngedol ngelmu.
Many will earn their living by trading their knowledge.

Akeh wong ngaku-aku.
Many will claims other’s merits as their own.

Njabane putih njerone dadu.
It is only a cover for the dice.

Ngakune suci, nanging sucine palsu.
They will proclaim their righteousness despite their sinful ways.

Akeh bujuk akeh lojo.
Many will use sly and dirty tricks.

Akeh udan salah mangsa.
Rains will fall in the wrong season.

Akeh prawan tuwa.
Many women will remain virgins into their old age.

Akeh randa nglairake anak.
Many divorcees will give birth.

Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne.
Newborns will search for their fathers.

Agama akeh sing nantang.
Religions will be attacked.

Perikamanungsan saya ilang.
Humanitarianism will no longer have importance.

Omah suci dibenci.
Holy temples will be hated.

Omah ala saya dipuja.
They will be more fond of praising evil places.

Wong wadon lacur ing ngendi-endi.
Prostitution will be everywhere.Akeh laknat.
There will be many worthy of damnation.

Akeh pengkhianat.
There will be many betrayals.

Anak mangan bapak.
Children will be against father.S

edulur mangan sedulur.
Siblings will be against siblings.

Kanca dadi mungsuh.
Friends will become enemies.

Guru disatru.
Students will show hostility toward teachers.

Tangga pada curiga.
Neighbours will become suspicious of each other.

Kana-kene saya angkara murka.
And ruthlessness will be everywhere.

Sing weruh kebubuhan.
The eyewitness has to take the responsibility.

Sing ora weruh ketutuh.
The ones who have nothing to do with the case will be prosecuted.

Besuk yen ana peperangan.
One day when there will armagedon.

Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor.
In the east, in the west, in the south, and in the north.

Akeh wong becik saya sengsara.
Good people will suffer more.

Wong jahat saya seneng.
Bad people will be happier.

Wektu iku akeh dandang diunekake kuntul.
When this happens, a rice cooker will be said to be an egret.

Wong salah dianggep bener.
The wrong person will be assumed to be honest.

Pengkhianat nikmat.
Betrayers will live in the utmost of material comfort.

Durjono saya sempurna.
The deceitful will decline even further.

Wong jahat munggah pangkat.
The evil persons will rise to the top.

Wong lugu kebelenggu.
The modest will be trapped.

Wong mulyo dikunjoro.
The noble will be imprisoned.

Sing curang garang.
The fraudulent will be ferocious.

Sing jujur kojur.
The honest will unlucky.

Pedagang akeh sing keplarang.
Many merchants will fly in a mess.

Wong main akeh sing ndadi.
Gamblers will become more addicted to gambling.

Akeh barang haram.
Illegal things will be everywhere.

Akeh anak haram.
Many babies will be born outside of legal marriage.

Wong wadon nglamar wong lanang.
Women will propose marriage.

Wong lanang ngasorake drajate dhewe.
Men will lower their own status.

Akeh barang-barang mlebu luang.
The merchandise will be left unsold.

Akeh wong kaliren lan wuda.
Many people will suffer from starvation and inability to afford clothing.

Wong tuku nglenik sing dodol.
Buyers will become more sophisticated.

Sing dodol akal okol.
Sellers will have to use their brains and muscle to do business.

Wong golek pangan kaya gabah diinteri.
In the way they earn a living, people will be as rice paddies being swung around and blown up. Sing kebat kliwat.
Some will go wild out of control.

Sing telah sambat.
Those who are not ambitious will complaint of being left behind.

Sing gede kesasar.
The ones on the top will get lost.S

ing cilik kepleset.
The ordinary people will slip.

Sing anggak ketunggak.
The arrogant ones will be impaled.

Sing wedi mati.
The fearful ones will not survive.

Sing nekat mbrekat.
The risk takers will be successful.

Sing jerih ketindhih.
The ones who are afraid of taking the risks will be crushed under foot.

Sing ngawur makmur,
The careless ones will be wealthy.

Sing ngati-ati ngrintih.
The careful ones will whine about their suffering.

Sing ngedan keduman.
The crazy ones will get their portion.

Sing waras nggagas.
The ones who are mentally and physically healthy will think wisely.

Wong tani ditaleni.
The farmers will be controlled.

Wong dora ura-ura.
Those who are corrupt will spend their fortune lavishly.

Ratu ora netepi janji, musna kekuasaane.
The queen who does not keep her promises will lose her power.

Bupati dadi rakyat.
The leaders will become ordinary persons.

Wong cilik dadi priyayi.
The ordinary people will become leaders.

Sing mendele dadi gede,
The dishonest persons will rise to the top.

Sing jujur kojur.
The honest ones will be unlucky.

Akeh omah ing nduwur jaran.
There will be many people own a house on horseback.

Wong mangan wong.
People will attack other people.

Anak lali bapak.
Children will ignore their fathers.

Wong tuwa lali tuwane.
Parents will not want to take their responsibility as parents.

Pedagang adol barang saya laris.
Merchants will sell out of their merchandise.Bandane saya ludes.
Yet, they will lose money.

Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan.
Many people will die from starvation in prosperous times.

Akeh wong nyekel banda nanging uripe sengsara.
Many people will have lots of money yet, be unhappy in their lives.

Sing edan bisa dandan.
The crazy one will be beautifully attired.

Sing bengkong bisa nggalang gedong.
The insane will be able to build a lavish estate.

Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil.
The ones who are fair and sane will suffer in their lives and will be isolated.

Ana peperangan ing njero.
There will be internal wars.

Timbul amarga para pangkat akeh sing pada salah paham.
As a result of misunderstandings between those at the top.

Durjana saya ngambra-ambra.
The numbers of evil doers will increase sharply.

Penjahat saya tambah.
There will be more criminals.

Wong apik saya sengsara.
The good people will live in misery.

Akeh wong mati jalaran saka peperangan.
There will be many people die in a war.

Kebingungan lan kobongan.
Others will be disoriented, and their property burnt.

Wong bener saya tenger-tenger.
The honest will be confused.

Wong salah saya bungah-bungah.
The dishonest will be joyful.

Akeh banda musna ora karuan lungane.
There will be disappearance of great riches.

Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe.
There will be disappearance of great titles, and jobs.

Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram.
There will be many illegal goods.

Angkara murka saya ndadi.
Ruthlessness will become worse.

Kana-kene saya bingung.
Everywhere the situation will be chaotic.

Pedagang akeh alangane.
Doing business will be more difficult.

Akeh buruh nantang juragan.
Workers will challenge their employers.

Juragan dadi umpan.
The employers will become bait for their employees.

Sing suwarane seru oleh pengaruh.
Those who speak out will be more influential.

Wong pinter diingar-ingar.
The wise ones will be ridiculed.

Wong ala diuja.
The evil ones will be worshipped.

Wong ngerti mangan ati.
The knowledgeable ones will show no compassion.

Banda dadi memala.
The pursuit of material comfort will incite crime.

Pangkat dadi pemikat.
Job titles will become enticing.

Sing sawenang-wenang rumangsa menang.
Those who act arbitrarily will feel as if they are the winners.

Sing ngalah rumangsa kabeh salah.
Those who act wisely will feel as if everything is wrong.

Ana Bupati saka wong sing asor imane.
There will be leaders who are weak in their faith.

Patihe kepala judi.
Their vice regent will be selected from among the ranks of the gamblers.

Wong sing atine suci dibenci.
Those who have a holy heart will be rejected.

Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat.
Those who are evil, and know how to flatter their boss,will be promoted.

Pemerasan saya ndadra.
Human exploitation will be worse.

Maling lungguh wetenge mblenduk.
The corpulent thieves will be able to sit back and relax.

Pitik angkrem saduwurane pikulan.
The hen will hacth eggs in a carrying pole.

Maling wani nantang sing duwe omah.
Thieves will not be afraid to challenge the target.

Begal pada ndugal.
Robbers will dissent into greater evil.

Rampok pada keplok-keplok.
Looters will be given applause.

Wong momong mitenah sing diemong.
People will slander their caregivers.

Wong jaga nyolong sing dijaga.
Guards will steel the very things they are to protect.

Wong njamin njaluk dijamin.
Guarantors will ask for collateral.

Akeh wong mendem donga.
Many will ask for blessings.

Kana-kene rebutan unggul.
Everybody will compete for personal victory.

Angkara murka ngombro-ombro.
Ruthlessness will be everywhere.

Agama ditantang.
Religions will be questioned.

Akeh wong angkara murka.
Many people will be greedy for power, wealth and position.

Nggedeake duraka.
Rebelliousness will increase.

Ukum agama dilanggar.
Religious law will be broken.

Perikamanungsan di-iles-iles.
Human rights will be violated.

Kasusilan ditinggal.
Ethics will left behind.

Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi.
Many will be insane, cruel and immoral.

Wong cilik akeh sing kepencil.
Ordinary people will be segregated.

Amarga dadi korbane si jahat sing jajil.
They will become the victims of evil and cruel persons.

Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit.
Then there will come a queen who is influential.

Lan duwe prajurit
She will have her own armies.

Negarane ambane sapra-walon.
Her country will measured one-eighth the circumference ofthe world.

Tukang mangan suap saya ndadra.
The number of people who commit bribery will increase.

Wong jahat ditampa.
The evil ones will be accepted.

Wong suci dibenci.
The innocent ones will be rejected.

Timah dianggep perak.
Tin will be thought to be silver.

Emas diarani tembaga.
Gold will be thought to be copper.

Wong dosa sentosa.
The sinful ones will be safe and live in tranquility.

Wong cilik disalahake.
The poor will be blamed.

Wong nganggur kesungkur.
The unemployed will be rooted up.

Wong sregep krungkep.
The diligent ones will be forced down.

Wong nyengit kesengit.
The people will seek revenge against the fiercely violent ones.

Buruh mangluh.
Workers will suffer from overwork.

Wong sugih krasa wedi.
The rich will feel unsafe.

Wong wedi dadi priyayi.
People who belong to the upper class will feel insecure.

Senenge wong jahat.
Happiness will belong to evil persons.

Susahe wong cilik.
Trouble will belong to the poor.

Akeh wong dakwa dinakwa.
Many will sue each other.

Tindake menungsa saya kuciwa.
Human behaviour will fall short of moral enlightenment.

Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi.
Leaders will discuss and choose which countries are their favourites and which ones are not.

Wong Jawa kari separo,
The Javanese will remain half

.Landa-Cina kari sejodo.
The Dutch and the Chinese each will remain a pair.

Akeh wong ijir, akeh wong cethil.
Many become stingy.

Sing eman ora keduman.
The stingy ones will not get their portion.

Sing keduman ora eman.
The ones who receive their portion will be generous.

Akeh wong mbambung.
Street beggars will be everywhere.

Akeh wong limbung.
Bewildered persons will be everywhere.

Selot-selote mbesuk wolak-waliking jaman teka.
These are the signs that the people and their civilization have been turned upside down

Bejane sing lali, bejane sing eling.
beruntung mereka yang bergelimang harta, beruntung mereka yang ingat (akan Tuhan)Nanging sauntung-untunge sing lali.
Those people who forget God’s Will may be happy on earth.

Isih untung sing waspada.
But those who are remember God’s will are destined to be happier still.

Ronggo Warsito

Serat Kalatid oleh Ronggo Warsito

Amenangi jaman edan
Ewuh aya ing pambudi
Milu edan nora tahan
Yen tan milu anglakoni
Boya kaduman melik
Kaliren wekasanipun
Ndilalah karsa Allah
Begja-begjane kang lali
Luwih begja kang eling lawan waspada

Hidup didalam jaman edan, memang repot.
Akan mengikuti tidak sampai hati, tetapi kalau tidak mengikuti geraknya jaman
tidak mendapat apapun juga. Akhirnya dapat menderita kelaparan.
Namun sudah menjadi kehendak Tuhan. Bagaimanapun juga walaupun orang yang lupa itu bahagia namun masih lebih bahagia lagi orang yang senantiasa ingat dan waspada.

Sageda sabar santosa
Mati sajroning ngaurip
Kalis ing reh aruraha
Murka angkara sumingkir
Tarlen meleng malat sih
Sanityaseng tyas mematuh
Badharing sapudhendha
Antuk mayar sawetawis
BoRONG angGA saWARga meSI marTAya

Mudah-mudahan kami dapat sabar dan sentosa,
seolah-olah dapat mati didalam hidup.
Lepas dari kerepotan serta jauh dari keangakara murkaan.
Biarkanlah kami hanya memohon karunia pada MU agar mendapat ampunan sekedarnya.
Kemudian kami serahkan jiwa dan raga dan kami.

Selasa, 20 April 2010

MEMBEDAH ALAM FIKIRAN SITI JENAR

MEMBEDAH ALAM FIKIRAN SITI JENAR

TANYA JAWAB DENGAN SYEH SITI JENAR



Ajaran Syekh Siti Jenar dikenal sebagai ajaran ilmu kebatinan. Suatu ajaran yang menekankan aspek kejiwaan dari pada aspek lahiriah yang kasat mata. Intinya ialah konsep tujuan hidup. Titik akhir dari ajaran Siti Jenar ialah tercapainya manunggaling kawula-Gusti. Yaitu bersatunya antara roh manusia dengan Dzat Allah. Paham inilah yang hampir sama dengan ajaran para zuhud, wali dan orang-orang khowash. Zuhud banyak dijumpai dalam dunia tasawuf. Mereka merupakan orang-orang atau kelompok yang menjauhkan diri dari kemewahan dan kesenangan duniawi. Sebab mereka mempunyai tujuan hidup yang lebih utama, yakni ingin mencapai kesucian jiwa atau roh.

Inti ajaran Syeh Siti Jenar adalah pencapaian spiritualitas yang tinggi dalam penyatuan antara makhluk dengan Dzat Pencipta, yang lebih populer disebut sebagai manunggaling kawula-Gusti. Bagian-bagian dari ajaran itu adalah meliputi penguasaan hidup, pengetahuan tentang pintu kehidupan, tentang kematian, tempat kelak sesudah ajal, hidup kekal tak berakhir, dan tentang kedudukan Yang Mahaluhur. Paham yang hampir senada dengan falsafah Jawa kuno.

Suatu ketika Syeh Siti Jenar mengajarkan ilmu kepada para murid-muridnya. Syeh Siti Jenar berkata,”Manusia harus berpegang pada akal, meyakini pula dua puluh sifat yang dimiliki Allah”. Antara lain yakni; wujud, tak berawal, tak berakhir, berlainan dengan barang baru, berkuasa, berkehendak, berpengetahuan, memiliki ilmu secara hakikat dan sebagainya. Para santri mengajukan pertanyaan- pertanyaan sebagai berikut;



Tentang Ketuhanan



M (murid) ; Apakah wujud dari Tuhan itu dapat dimiliki oleh manusia ?”

S (Syeh Jenar) ; Memang, sifat wujud itu bisa dimiliki manusia dan itulah inti dari ajaran ini. Selama manusia mampu menjernihkan kalbunya, maka ia akan mempunyai sifat-sifat itu. Sifat tersebut pun sudah kumiliki. Kalian bisa melakukannya dengan mengamalkan apa yang hendak kuajarkan. Allah adalah satu-satunya yang wajib disembah. Dia tidak tampak dan tidak berbentuk. Tidak terlihat oleh mata. Sedangkan alam dan segala isinya merupakan cerminan dari wujud Allah yang tampak. Seseorang bisa meyakini adanya Allah karena ia melihat pancaran wujudNya melalui jagad raya ini. Allah tidak berawal dan berakhir, memiliki sifat langgeng, tak mengalami perubahan sedikitpun. Allah berada di mana-mana, bukan ini dan bukan itu. Dia berbeda dengan segala wujud barang baru yang ada di dunia.



M ; Wahai Kanjeng Syeh, jelaskan kepada kami tentang hakikat kodrat !”

S ; Kodrat adalah kekuasaan pribadi Tuhan. Tak ada yang menyamainya. KekuatanNya tanpa sarana. kehadiranNya berasal dari ketiadaan, luar dan dalam tiada berbeda. Tak dapat ditafsirkan. Jika engkau menghendaki sesuatu maka pasti kalian rencanakan matang-matang dan pasti pikirkan berulang-ulang. Itupun masih sering meleset. Namun Allah tidak demikian, bila menghendaki sesuatu tak perlu dipersoalkan terlebih dahulu.



M ; Kalau begitu Allah tidak memerlukan sesuatu ?

S ; Benar Allah tidak memerlukan sesuatu. Karena itu jika kalian hidup tanpa memerlukan sesuatu, tanpa butuh harta benda, tanpa butuh jabatan, tanpa butuh pujian, maka kalian akan merasakan hidup yang sesungguhnya. Kalian akan memiliki sifat Allah tersebut.



M ; Kalau manusia menghindari sesuatu dan merasa tidak memerlukan apapun, apakah akhirnya dapat disamakan dengan Allah ?

S ; Tidak ! walaupun manusia hidup tanpa bergantung sama sekali kepada duniawi, namun ia tetap berbeda dengan Allah. Tidak bisa disamakan dengan Tuhan. Allah adalah pencipta dan kalian adalah yang diciptakan. Allah berdiri sendiri, tanpa memerlukan bantuan. Hidupnya tanpa roh, tidak merasa sakit dan kesedihan, Allah muncul sekehendaknya.



M ; Jika Allah berkehendak, maka apakah kehendak seseorang itu karena kemauan Allah ?

S ; Untuk sampai pada jawaban itu, kita harus membedakan seseorang mana. Manusia itu dibedakan menjadi beberapa tingkatan. Ada yang awam, ada yang khowash. Orang awam hanya beribadah secara syariat, tanpa dapat memelihara kalbu, maka ia masih jauh bisa berhubungan dengan Allah. Sedangkan orang-orang khowash, termasuk para nabi, rasul, dan waliyullah, mereka beribadah secara utuh. Bahkan sampai pula pada tingkatan hakikat. Kalau kalbunya sudah bersih dari duniawi dan menyatu dengan cahaya Ilahi, maka kehendak dan kemauannya itu berasal dari Allah. Perbuatannya adalah perbuatan Allah. Maka jangan heran jika ada orang yang diberi karomah sehingga segala ucapannya menjadi bertuah.



M ; Kalau begitu, ibadahnya orang yang sudah khowash itu merupakan kehendak Allah ?

S ; Benar ! mereka mempunyai kejernihan akal budi. Memiliki kebersihan jiwa dan ilmu. Shalat lima waktu dan berzikir merupakan kehendak yang sangat dalam. Bukan kehendak nafsunya, namun kehendak Allah. Semangatnya sedemikian besar. Mereka shalat tidak mengharapkan pahala, tetapi merupakan suatu kewajiban (diri) dan pengabdian. Badan haluslah yang mendorong untuk menjalankan.



M ; Banyak orang melakukan shalat tetapi tidak menyentuh kepada Yang Disembah. Ini bagaimana ?

S ; Memang banyak orang yang secara lahiriah tampak khusuk shalatnya. Bibirnya sibuk mengucapkan zikir dan doa-doa, namun hatinya ramai oleh urusan duniawi mereka. Islam yang demikian ini ibarat kelapa, mereka hanya makan serabutnya. Padahal yang paling nikmat adalah buah/daging kelapa dan air kelapanya. Mereka sembahyang lima waktu sebatas lahiriah saja. Tidak berpengaruh sama sekali kepada akal budinya. Padahal sembahyang itu diharapkan dapat mencegah keji dan munkar namun mereka tak mampu melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Kalaupun hakikat shalatnya itu membekas pada budinya itupun hanya sedikit. Buat apa sembahyang lima kali jika perangainya buruk ? masih suka mencuri dan berbohong. Untuk apa bibir lelah berzikir menyebut asma Allah, jika masih berwatak suka mengingkari asma. Kadang-kadang pula mereka berharap pahala. Shalatnya saja belum tentu dihargai oleh Allah, tetapi buru-buru meminta balasan,…..aneh!



M ; Wahai Syeh, ada hadits Rasulullah yang menyebutkan bahwa amal hamba yang pertama kali diperhitungkan adalah sembahyang. Jika sembahyangnya baik, maka semua dianggap baik. Ini bagaimana ?

S ; Itu perlu ditafsirkan. Tidak boleh dipahami secara dangkal makna dari hadits tersebut. Hadits itu mengandung logika sebagai berikut; Orang yang tekun mengerjakan sembahyang dengan sempurna, maka perilaku, budi pekerti dan kalbunya juga harus terpengaruh menjadi baik. Sebab sembahyang yang dilakukan dengan jiwa yang bersih akan berpengaruh pula bagi cabang kehidupan lainnya. Lebih lanjut Syeh Siti Jenar mengatakan; sebaliknya hadits itu tidak berlaku bagi orang yang tekun mengerjakan sembahyang tetapi hatinya masih kotor, tersimpan keinginan-keinginan nafsu misalnya ingin dipuji orang lain, terdapat ujub dan sombong, serta budinya menyimpang dan menabrak tatanan yang dilarang.



M ; Apakah ada tuntunan mengenai pakaian seseorang yang sedang melakukan sembahyang ?

S ; Sesungguhnya aku (Syeh Siti Jenar) tidak sependapat jika ada orang yang mengenakan pakaian gamis dan meniru-niru pakaian orang Arab dalam melakukan shalat. Jika selesai shalat, jubah atau gamis itu dilepaskan. Sedangkan shalat orang tersebut tidaklah menyentuh hatinya. Meskipun berlama-lama merunduk di masjid, namun masih mencintai duniawi. Sembahyang yang pakaiannya kedombrangan, merunduk di masjid berlama-lama sampai lupa anak istri. Sedangkan ia masih menyintai duniawi dan mengumbar nafsu manusiawinya. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, ia seringkali menyusahkan orang lain. Maka orang yang demikian itu tidak terpengaruh oleh sembahyang yang dilakukan. Biasanya tipe orang seperti itu sibuk menghitung pahala. Dia sangat keliru dan bodoh. Pahala yang masih jauh tetapi diperhitungkan. Sungguh, sedikit pun tak akan dapat dicapainya.



M ; Dzat Yang Luhur dan Sejati itu sesungguhnya siapa, wahai Syekh ?

S ; Gusti Allah. Gusti Allah adalah Dzat yang tinggi dan terhormat. Ia memiliki dua puluh sifat, semua timbul atas kehendakNya. Ia mampu mencurahkan ilmu kebesaran, kasampurnan, kebaikan, keramahan, kekebalan dalam segala bentuk, memerintah umat. Dapat muncul di segala tempat dan sakti sekali. Aku (Syekh Siti Jenar) merasa wajib dan menuruti kehendakNya. Sebagaimana ajaran jabariyah, dengan kesungguhan dan konsekuen, selalu kuat cita-citanya, kokoh tak tergoyahkan terhadap sesuatu yang tidak suci, berpegang teguh kepadaNya selama hidup, tak akan menyembah terhadap ciptaanNya, baik dalam wujud maupun dalam pengertian.



M ; Mengapa Kanjeng Syekh dianggap oleh para wali sebagai wali murtad ?

S ; Karena ajaranku tidak mudah dipahami orang awam.



M ; Bagaimana ajaran Kanjeng Syeh yang dianggap sesat ?

S ; Aku adalah penjelmaan dari Dzat Luhur, yang memiliki semangat, sakti, dan kekal akan kematian. Dengan hilangnya dunia Gusti Allah telah memberi kekuasaan kepadaku dapat manunggal denganNya, dapat langgeng mengembara melebihi kecepatan peluru. Bukannya akal, bukannya nyawa, bukan penghidupan yang tanpa penjelasan dari mana asalnya dan kemana tujuannya.



M ; Apa hubungannya antara kanjeng Syeh Siti Jenar dengan Allah, yang kau sebut sebagai Dzat sejati ?

S ; Dzat yang sejati menguasai wujud penampilanku. Karena kehendakNya maka wajarlah jika aku tidak mendapat kesulitan. Aku bisa berkelana ke mana-mana. Tidak merasa haus dan lelah, tanpa sakit dan lapar, karena ilmu kelepasan diri, tanpa suatu daya kekuatan. Semua itu disebabkan jiwaku tiada bandingannya. Secara lahiriah memang tidak berbuat sesuatu, tetapi tiba-tiba sudah berada di tempat lain. Gusti Kang Murbeng Dumadi (Allah) yang kuikuti, kutaati siang malam, yang kuturut segala perintahNya. Tiada menyembah Tuhan lain, kecuali setia terhadap suara hati nuraniku. Allah Mahasuci.



M ; Wahai Syeh jelaskan apa yang di maksud bahwa Allah itu Maha Suci ?

S ; Allah Mahasuci itu hanyalah sebatas istilah saja. Merupakan nama saja. Sebenarnya hal itu dapat disamakan dengan bentuk penampilanku. Jika kalian melihatku, maka tampak dari luar sebagai warangka (kerangka), sedangkan di dalamnya adalah kerisnya (intinya) Hyang Agung, yang tak ada bedanya dengan kerangka. Tuhan itu wujud yang tidak dapat dilihat dengan mata, tetapi dilambangkan seperti bintang yang bersinar cemerlang. Sifat-sifatNya berwujud samar-samar bila dilihat, warnanya indah sekali seperti cahaya.



M ; Di manakah Tuhan berada ? kami membayangkan Dia ada di langit ke 7 dan bersemayam di atas singgasana layaknya raja.

S ; Siti Jenar mendadak tertawa. Setelah tertawanya reda, ia berkata, “Itu salah besar, itu kebodohan. Sesungguhnya Tuhan tidak berada di langit ketujuh dan tidak bertahta di singgasana atau arsy (Kursi). Bila kalian membayangkan demikian, maka hati kalian sudah musyrik. Berdosa besar. Karena kalian menyamakan Dia dengan raja atau dengan penguasa.



M ; Kami jadi bingung, Kanjeng Syekh, lantas Tuhan itu ada di mana ?

S ; Kalau kalian bertanya demikian, maka jawabnya mudah. Gusti Allah itu tidak kemana-mana, tetapi ada di mana-mana.



M ; Kami semakin tak mengerti. Bisakah Kanjeng Syeh memberi penjelasan yang lebih gamblang ?

S ; Gusti Allah itu berada pada dzat yang tempatnya tidak jauh. Dia bersemayam di dalam tubuh kita. Tetapi hanya orang yang khowash, orang yang terpilih dapat melihat. Tentunya dengan mata batin. Hanya mereka yang dapat merasakannya.



M ; Apakah Allah itu berupa roh atau sukma ?

S ; Bukan roh dan bukan sukma. Allah adalah wujud yang tak dapat dilihat oleh mata, tetapi dilambangkan seperti bintang-bintang bersinar cemerlang. Sudah kukatakan tadi, warnanya indah sekali. Ia memiliki dua puluh sifat seperti; sifat ada, tak berawal, tak berakhir, berbeda dengan barang-barang yang baru, hidup sendiri dan tidak memerlukan bantuan dari sesuatu, berkuasa, berkehendak, mendengar, melihat, berilmu, hidup dan berbicara. Sifat Gusti Allah yang duapuluh itu terkumpul menjadi satu wujud mutlak yang disebut dengan Dzat. Sifat duapuluh itu juga menjelma pada diriku. Karena itu aku yakin tidak akan mengalami sakit dan sehat, punya budi kebenaran, kesempurnaan, kebaikan dan keramahan. Roh ku memiliki sifat duapuluh itu, sedangkan ragaku yang lahiriah memiliki sifat nur Muhammad.



M ; Wahai Syekh, bukankah Muhammad SAW itu seorang nabi. Apakah Syekh mengaku sebagai Nabi ? Sedangkan dikatakan bahwa setelah nabi Muhammad, di dunia ini tidak ada kenabian lagi ?

S ; Jangan salah menafsirkan kata-kataku. Jika salah, maka kau akan sesat dan timbul fitnah. Tentu saja memfitnah diriku. Begini, bahwa rohku adalah roh Ilahi. Karena aku pun memiliki sifat duapuluh. Sedangkan badan wadag ku, jasadku ini, adalah jasad Muhammad. Dari segi lahiriah Muhammad adalah manusia. Namun manusia Muhammad berbeda dengan orang kebanyakan. Muhammad memiliki jasad yang kudus, yang suci. Aku dan dia sama-sama merasakan kehidupan, merasakan manfaat panca indera. Dan panca indra itu hanyalah meminjam. Jika sudah diminta kembali oleh Pemiliknya akan berubah menjadi tanah yang busuk, berbau, hancur dan najis. Nabi atau wali, jika sesudah kematian jasadnya menjadi tak bermanfaat. Bahkan berbau, kotor, najis, busuk dan hancur. Warangka jika sudah ditinggalkan kerisnya maka tiada guna.



M ; Jika seseorang sudah mati, berarti selesai sudah kehidupannya ?

S ; Siapa bilang begitu ? Tidak ! meskipun jasadnya mati, tetapi sebenarnya ia tidaklah mati. Karena itu, kalian semua harus mengerti bahwa dunia ini sesungguhnya bukanlah kehidupan. Buktinya ada mati. Di dunia ini, kehidupan disebut kematian. Coba rasakan ! Aku mengajarkan kepada kalian untuk tidak menyintai dunia ini dan tidak terpesona terhadap keindahannya. Carilah kebenaran dan kebahagiaan sejati demi kehidupan mendatang, kehidupan setelah kematian. Kalian akan berarti jika telah menemui kematian dan hidup sesudah itu. Engkau harus memilih hidup yang tak bisa mati. Dan hidup yang tak bisa mati itu hanya kalian rasakan setelah nyawa terlepas dari badan. Kehidupan itu akan dapat dirasakan dengan tanpa gangguan seperti sekarang ini. Ketahuilah, hidup yang sesungguhnya adalah setelah nyawa lenyap dari badan.



M ; Agar dapat meraih kehidupan dalam kemuliaan sejati kelak, dalam kehidupan di dunia ini dibutuhkan kebenaran dan kebahagian sejati. Bagaimanakah cara mendapatkannya Kanjeng Syekh ?

S ; Jiwa manusia adalah suara hati nurani. suara hati nurani merupakan ungkapan Dzat Allah yang harus ditaati perintahnya. Maka ikutilah hati nuranimu.



M ; Bagaimana caranya meyakinkan bahwa suatu bisikan adalah suara hati nurani yang sesungguhnya ?

S ; Kalian harus cermat, karena hati nurani berbeda dengan akal budi, jiwa itu milik Allah, sedangkan akal milik manusia. Akal bersifat manusiawi, karena itu kadang-kadang akal tak mampu menemukan keajaiban Allah. Kehendak, angan-angan, ingatan, merupakan suatu akal yang tak kebal atas kegilaan. Suatu ketika akal bisa menjadi bingung sehingga membuat seseorang lupa diri. Akal seringkali tidak jujur. Siang malam membuat kepalsuan demi memakmurkan kepentingan pribadi.



M ; Bukankah manusia menjadi lebih mulia jika dibandingkan dengan makhluk lainnya, karena manusia diberi akal oleh Allah ?

S ; Ya, itulah yang membedakan. Tapi jangan lupa bahwa akal seringkali tidak jujur. Sering bersifat dengki, suka memaksa, melanggar aturan, jahat, suka disanjung-sanjung, sombong, yang ahirnya membuat manusia justru tidak berharga samasekali. Lebih hina dari makhluk lainnya.



M ; Jadi kita harus menggunakan akal sesuai dengan jiwa atau kehendak Allah ?

S ; Ya, benar. Jika seseorang mampu mengendalikan akalnya dengan ajaran Allah, dengan kebenaran, dan dengan jiwa yang bersih, maka ia bermanfaat. Menjadikan diri lebih mulia.



M ; Apa yang menghalangi seseorang sehingga gagal dalam dalam menempuh manunggaling kawula-Gusti ?

S ; Jangan mementingkan kehidupan duniawi. Sebab kehidupan duniawi yang kalian jalani penuh kotoran. Akal kalian mudah tercemar dengan kotoran sifat dan mudah dikuasai oleh nafsu, sehingga menghalangi kalian untuk bisa menuju pada tahap manunggaling kawula-Gusti.



M ; Di dunia ini ada yang cantik, tampan dan gagah. Bagaimana kedudukan orang-orang tersebut jika kelak telah terlepas rohnya ?

S ; Kalian jangan menyintai dan mengagumi bentuk yang cantik, tampan atau gagah. Sebab sebenarnya badan wadag (jasad) laksana sangkar yang mengurung jiwa. Badan wadag merupakan beban yang memberatkan dan menyakitkan roh kalian.



M ; Wahai Syekh, benarkah sesudah kematian ada surga neraka ?

S ; Para wali memang mengajarkan demikian. Inilah ajaran yang justru menurutku menyesatkan karena terlalu dangkal. Para wali hanya mengajarkan “serabut” atau kulitnya, tidak sampai pada isinya; tidak sampai pada hakikat yang sebenarnya. Para wali mengajarkan bahwa surga dan neraka hanya dijumpai kelak setelah kiamat. Adanya di akherat. Dan orang-orang awam menelan mentah-mentah keterangan itu. Siksa kubur hanya dijumpai dan dirasakan badan wadag ketika di tanam di kuburan. Para wali memang bertujuan baik, tetapi diputus sampai di situ. Mereka enggan menjelaskan lebih dalam dan lebih sampai pada makna yang hakiki.



M ; Kalau menurut Syekh bagaimana ?

S ; Begini, untuk menemui dan merasakan surga dan neraka maka seseorang tidak harus menunggu sampai mati atau sampai datangnya kiamat. Di dunia ini saja kita sudah dapat merasakan surga dan siksa neraka. Karena sesungguhnya surga dan neraka itu berada di dalam jiwa kalian. Berada di dalam jiwa setiap manusia yang bernafas. Jika jiwa manusia telah bersih dari gangguan hawa nafsu dan dapat menyatu dengan Gusti Allah, maka di dunia ini ia akan merasakan suatu kenikmatan surga. Jika budi kalian, misalnya menolong orang lemah, lalu hati menjadi ikhlas dan puas, maka itulah yang disebut surga. Sedangkan neraka, perwujudannya adalah jika hawa nafsu telah menguasai diri seseorang. Kemudian jiwanya meronta dan merasa bersalah. Maka dia tentu tersiksa. Ia tidak bisa tidur, gelisah pikirannya, sedih dan bermacam-macam rasa tak enak. Itulah yang dinamakan neraka.



M ; Jadi surga dan neraka di akherat tidak berlaku ? maksud kami tidak ada ?

S ; Surga dan neraka di hari kiamat, di akherat kelak, sudah diterangkan dalam Al Quran. Itu perkara gaib dan erat kaitannya dengan iman. Kalian harus meyakininya.



M ; Untuk apa meyakini ? bukankah jika di dunia berbudi baik dan beriman kepada Allah sudah merasakan surga. Sedangkan surga dan neraka di akhirat hanyalah bersifat menakut-nakuti manusia agar tidak berbuat buruk ?

S ; Pendapatmu memang cerdas dan kritis. Namun kalian tidak usah mempertanyakan, apakah kelak di akhirat ada surga dan neraka. Itu urusan Gusti Allah. Kalian harus meyakini. Karena meyakini hari akhir merupakan rukun iman. Sekali lagi, untuk mendapatkan surga pun kalian tak perlu menunggu datangnya hari akhir. Meskipun seseorang sembahyang seribu kali setiap hari, toh akhirnya mati juga. Walaupun badanmu kau tutupi dengan kain surban dan jubah, namun akhirnya menjadi debu juga. Maka jiwalah yang paling penting. Jika keadaan jiwa seperti Tuhan, maka surga akan didapatkannya. Kenikmatan luar biasa akan dirasakan.



M ; Wahai Syeh, sesungguhnya yang menjadi pikiranku adalah sebelum ada dunia ini, apakah sudah ada dunia lainnya. Atau setelah kiamat, apakah Tuhan membuat dunia baru lagi seperti sekarang ?

S ; Sebelum dunia ada, apakah ada dunia lain, itu hanya Allah yang tahu. Tetapi sekarang kita berada di dunia ini menempati ruang dan waktu. Dunia ini asalnya adalah baru. Kemudian mengalami kerusakan dan kelak akhirnya menjadi hancur. Lenyap tak berharga. Setelah kiamat, apakah Tuhan membuat dunia baru untuk keduakalinya ? Tidak !



M ; Wahai Syekh, kalau begitu dunia erat kaitannya dengan raga kita, sedangkan jiwa erat kaitannya dengan alam akhirat ?

S ; Benar, dunia itu erat kaitannya dengan raga. Raga mempunyai sifat seperti alam semesta, yang semula baru kemudian rusak. Sedangkan jiwa tidak akan mengenal kerusakan karena jiwa merupakan penjelmaan Dzat Allah. Ketahuilah bahwa raga adalah barang pinjaman yang suatu saat akan diminta oleh Pemiliknya. Ketahuilah wahai murid-muridku. Raga ini sesungguhnya sangkar yang membelenggu dan menyulitkan jiwa. Agar jiwa menjadi bebas, maka suatu saat kelak, kalian akan kuajarai bagaimana cara melepas jiwa dari raga. Ilmu melepas jiwa artinya bahwa kematian adalah titik awal kehidupan yang sebenarnya. Jika seseorang raganya mati, maka jiwanya menjadi merdeka, bebas dan tidak terkungkung lagi. Sebab raga berhubungan erat dengan alam semesta. Sedangkan jiwa berhubungan erat dengan Dzat Tuhan. selamanya jiwa tak akan bisa mati atau rusak.



M ; Apakah yang dimaksud jalan kehidupan, wahai Syekh ?

S ; Jalan kehidupan adalah jalan menuju kepada hidup yang sebenar-benarnya, setelah engkau mengalami kematian. Jika seorang bayi lahir, maka bukanlah awal kehidupan, namun merupakan awal “kehidupan palsu” seperti yang kalian rasakan saat ini. Inilah yang sesungguhnya kematian sejati.



M ; Jika demikian badan ini tidak bisa merasakan kehidupan yang sebenar-benarnya ?

S ; Ya, tidak bisa. Kehidupan sejati tidak dapat dirasakan oleh raga, karena jika raga mati akan tetapi dapat dirasakan oleh jiwa. Membusuk menjadi tanah.



M ; Bagaimana jika sekarang ini seseorang berbuat dosa. Apakah jiwanya ikut bertanggungjawab. Sedangkan yang melakukan dosanya adalah raga.

S ; Tetap ikut bertanggungjawab, karena jiwa yang menyatu ke dalam raga tidak bisa mencegah hawa nafsunya serta akal yang suka berbuat buruk.



M ; Maaf saya belum paham Syekh.

S ; Ketahuilah, setiap orang yang lahir di dunia ini maka jiwanya menyatu dengan akal. Selain akal dalam diri manusia juga ada hawa nafsu. Ketika seseorang berbuat buruk, berarti raganya didorong dan dipengaruhi oleh hawa nafsu dan akalnya. Akal dan nafsu memang suka berbuat buruk. Apabila jiwa mencegah (melalui hati nurani), maka raga tidak akan berbuat buruk. Akan tetapi jika jiwa membiarkannya, maka raga tetap melakukannya. Karena itu bagaimanapun juga jiwalah yang akan mempertanggungjawabkan perbuatan baik dan buruk raganya.



M ; Tadi Syekh mengatakan jiwa adalah penjelmaan dzat Tuhan. Mengapa kadang-kadang jiwa mau mencegah dan kadang membiarkannya ?

S ; Perlu kalian semua ingat, bahwa di dalam raga ini terdapat nafsu-nafsu. Jika nafsu kuat menguasai, maka jiwa menjadi terbelenggu. Karena itulah mengapa aku katakan bahwa kehidupan sekarang ini adalah kematian. Sedangkan setelah ajal merupakan awal kehidupan. Sesudah kematian maka seseorang akan mencapai kebebasan jiwanya.



Ajaran Syekh Siti Jenar memang agak beda dengan ajaran para wali sanga. Siti Jenar mengajarkan bahwa Tuhan adalah Zat yang mendasari adanya manusia, hewan, tumbuhan dan segala yang ada. Keberadaan segala di dunia ini tergantung pada adanya Zat. Tanpa ada Zat Yang Mahakuasa, maka mustahil sesuatu yang wujud itu ada.

Ajaran ini tidak pernah disampaikan oleh para Wali Sanga. Mereka menyadari bahwa umatnya masih terlalu awam terhadap Islam, sehingga memberi materi yang ringan dan praktis saja.

My Blog List